12/01/2016T12/01/2016

Daerah-daerah Perlindungan Flora dan Fauna di Indonesia Materi Geografi

// kode iklan */
// kode iklan
F. Daerah-daerah Perlindungan Flora dan Fauna di Indonesia

1. Karakteristik Wilayah Jawa

Pulau Jawa merupakan pulau yang memiliki penduduk terbanyak di Indonesia. Jumlah penduduk di Pulau Jawa pada tahun 2005 sekitar 118 juta jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata 875 orang km2. Kepadatan penduduk Jawa yang sangat tinggi terutama disebabkan oleh pengaruh sejarah dan tanahnya yang sangat subur sehingga memungkinkan pembuatan teras-teras -sawah irigasi. Penggunaan tanah di Jawa diperuntukkan bagi pemukiman, pertanian, hutan, semak, ladang, dan lain-lain.

Tabel 1.2 Penggunaan Lahan di Jawa



Pulau Jawa tidak memiliki sumber daya mineral yang banyak. Namun, kondisi alamnya banyak mengandung kantung-kantung minyak dan gas yang dapat ditemukan di lipatan-lipatan dan se saran sesaran batuan-batuan sedimen yang kondisinya memenuhi syarat. Kantung-kantung minyak dan gas ini terdapat, baik di sisi utara maupun selatan rangkaian pegunungan yang melintasi Pulau Jawa, tetapi hanya yang berada di sisi utara yang saat ini sudah dieksploitasi.

2. Karakteristik Wilayah Sumatra

Kondisi hutan di Sumatra sangat memprihatinkan. Sekarang jarang ditemukan adanya perkebunan di sepanjang daerah aliran sungai. Hutan dialihfungsikan menjadi kebun. Budaya tumbang, tebas dan bakar selalu terjadi setiap tahun sehingga pemandangan asap menjadi hal yang biasa di wilayah ini. Kawasan hutan alam berubah menjadi kawasan kelapa sawit. Banyaknya perubahan ini akan berdampak pada musnahnya beberapa keragaman hayatiyang dimiliki Sumatra. Penyempitan areal hutan disebabkan oleh perluasan area perkebunan (terutama sawit dan akasia), penebangan kayu berskala besar, baik secara legal maupun tidak, kebakaran hutan, kegiatan pertambangan dan industri karena Sumatra merupakan penghasil minyak terbesar di Indonesia serta mempunyai kandungan A gas alam dan batu bara yang cukup besar. Penyempitan hutan berdampak pada keseimbangan ekosistem dan alam tidak

Way Kambas terjaga baik, seperti ratusan gajah merusak kebun, hama babi hutan menggasak tanaman muda dan pada akhirnya akan musnahnya keanekaragaman hayati yang dimiliki Pulau Sumatra

3. Karakteristik Wilayah Kalimantan

Kalimantan merupakan kawasan bercurah hujan konstan dan bersuhu tinggi sepanjang tahun. Oleh karena itu, pulau ini memiliki beberapa habitat tropis tersubur di muka bumi dan memiliki hutan basah tropis terluas di kawasan Indonesia. Pulau ini kaya akan keragaman hayati. Kalimantan berperanan penting dalam pengembangan ekonomi Indonesia dan merupakan salah satu penghasil devisa utama. Kekayaan ini bukan berasal dari produk industri, juga bukandari hasil pertanian dan perkebunan, melainkan karena besarnya cadangan sumber daya alam: hutan, minyak, gas, batu bara, dan mineral-mineral lain.

Kalimantan merupakan daratan dengan sungai-sungai besar, seperti Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Kahayan, Sungai Kayan, dan Sungai Mahakam. Sungai-sungai ini merupakan jalur masuk utama ke pedalaman pulau dan daerah pegunungan tengah. Semakin ke hulu, sungai semakin sempit. Sungai tersebut mengalir melalui hutan-hutan perbukitan, berarus deras, dan airnya jernih.

Daerah-daerah Perlindungan Flora dan Fauna di Indonesia
Baca juga:
  1. Faktor-faktor Geografi yang Memengaruhi Perubahan Flora dan Fauna Materi Geografi - Baru!!
  2. Jenis dan Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Materi Geografi - Baru!!
  3. Jenis serta Persebaran Flora dan Fauna di Dunia Materi Geografi - Baru!!
  4. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Materi Geografi - Baru!!
Kebanyakan sungai-sungai utama di Kalimantan terdapat di jajaran pegunungan tengah. Sungai-sungai itu semakin lebar dan semakin besar volumenya menuju ke laut karena ada tambahan air dari anak-anak sungainya yang membentuk sungai utama yang mengalirkan air dari daerah aliran sungai yang luas. Debit air bervariasi menurut musim. Kecepatan arus, kedalaman air, dan komposisi substrat bervariasi menurut panjang aliran dan lebar sungai, dan ini mempengaruhi biota yang dapat hidup di dalamnya. Pulau ini kaya akan fauna yang berasal dari Asia, misalnya, keluarga rusa, sapi liar, babi, kucing, monyet, kera, tupai, dan banyak keluarga burung Asia. Banyak fauna Borneo yang serupa dengan fauna daratan Asia dan pulau-pulau Sunda lainnya, tetapi keserupaan dengan Sulawesi dan pulau-pulau di sebelah timur hanya sedikit karena komposisi faunanya agak berbeda

4. Karakteristik Wilayah Sulawesi

Pulau Sulawesi berdiri di atas lahan seluas 227.654 km2, terutama terdiri dari empat semenanjung panjang. Pulau Sulawesi terbagi ke dalam empat kabupaten, Sulawesi Utara Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan sulawesi Tenggara

Hutan yang terancam eksploitasi pertambangan di Pulau Sulawesi seluas 1.181.062 ha Kawasan ini adalah kawasan yang kaya keragaman hayati, daerah tangkapan air, tempat tinggal dan tempat mata pencaharian masyarakat lokal, serta situs-situs warisan utama dunia, misalnya, Tahura Poboya di Sulteng.

5. Karakteristik Wilayah Bali dan Nusa Tenggara

Kepulauan Nusa Tenggara tersebar sepanjang 2.850 km2 dari barat ke timur Pulau Pamana di lepas pantai Pulau Roti di Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak di bagian paling selatan Indonesia, posisinya tepat di 110 LS. Kondisi fisik Nusa Tenggara sangat berbeda dengan kawasan lainnya di Indonesia. Kepulauan ini terdiri dari pulau-pulau vulkanis dan rangkaian terumbu karang yang tersebar di sepanjang lautan yang terdalam di dunia, dan tidak memiliki pulau besar, seperti Jawa dan Sumatra.

Asal-usul kepulauan ini dan proses-proses yangdialami dalam pembentukan pulau-pulau masih terjadi sampai sekarang dan sangat memengaruhi posisi, ukuran, dan bentuk pulau. Provinsi Bali terletak pada 8° 03'40" -8° 50'48" Lintang Selatan dan 114 25'53" 115 42'40" Bujur Timur, dengan luas wilayah 563.286 ha. Di Bali terdapat 4 buah danau (Beratan, Batur, Buyan, Tamblingan) dan 24 buah gunung. Gunung Agung merupakan gunung tertinggi di Bali dengan ketinggian 3.142.000 m.

Diperkirakan sekitar 31.817,75 hektar atau 25 persen dari luas keseluruhan hutan daratan di Bali, yaitu 127.271,01 hektar, mengalami konversi (perubahan) fungsi lahan. Perubahan fungsi lahan hutan tersebut disebabkan beberapa hal, antara lain perambahan kawasan hutan oleh kelompok-kelompok masyarakat yang berdiam di dekat hutan dan penggunaan kawasan hutan untuk pembangunan di luar sektor kehutanan dan penebangan liar. Berdasarkan fungsinya, hutan di Bali digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu hutan lindung, hutan konservasi, dan hutan produksi. Hutan lindung berfungsi sebagai perlindungan tata air dan tanah serta sebagai pendukung kehidupan habitat flora dan fauna. Fungsi lainnya adalah sebagai pendukung pariwisata (ekowisata).

Hutan produksi di Bali terkonsentrasi di daerah Bali Barat, seperti di Kabupaten Buleleng seluas 4 hektar dan di Kabupaten Jembrana seluas 2.993,30 hektar sementara di kabupaten lainnya relatif kecil. Jenis pohon yang ditanam di hutan- hutan produksi tersebut antara lain pohon jati, pinus, ampupu, sonokeling, dan pohon lainnya yang bernilai ekonomis Vegetasi hutan di Bali diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu hutan bervegetasi lebat seluas 71.349,5 hektar atau sekitar 56,1%, hutan bervegetasi belukar atau semak seluas 35.518 hektar atau seluas 25,5%, dan hutan kritis atau sangat rawan seluas 23.403,3 hektar atau sekitar 18,4%

6. Karakteristik Wilayah Papua

Papua mencakup bagian barat pulau New Guinea dan merupakan satu dari tiga wilayah Rimba Belantara Tropis Utama Manusela Wilayah Papua masih berupa habitat alam Karena proses biogeografi dan keadaan topografi, kawasan hutan Papua diduga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Setidaknya 24 spesies baru ditemukan termasuk 6 spesies hewan bertulang belakang. Penelitian lain di Sungai Wapoga menemukan 93 spesies baru. Empat di  Taman Nasional di Papua antaranya jenis baru dari genus Eviota, Apogon, dan Hemiscyllium. Selain keanekaragaman jenis yang tinggi, Papua juga memiliki ekosistem yang beragam. Mulai dari terumbu karang, hutan bakau, savana, hutan tropis dataran rendah, pegunungan, hingga ekosistem alpin Ancaman terhadap keanekaragamanhayati dan habitat alam Papua sudah mulai terlihat dampaknya. Papua yang juga kaya akan deposit mineral dan minyak bumi menarik para investor untuk melakukan eksploitasi tambang dan gas secara besar-besaran. Ancaman lainnya antara lain rencana pembangunan wilayah seperti pembangunan area industri berskala besar di Mamberamo perluasan perkebunan kelapa sawit, pembangunan jalan TransPapua, dan konsesi hutan

Terimakasih telah membaca Daerah-daerah Perlindungan Flora dan Fauna di Indonesia Materi Geografi
// kode iklan

jangan lupa iklannya diklik ya, to "Daerah-daerah Perlindungan Flora dan Fauna di Indonesia Materi Geografi"

Post a Comment